Wednesday, June 15, 2011

Antibiotik

Kawan2 kenari-mania,
(Terutama Mas Okto dan Mas Henry Jehnt).
Kalau tidak salah beberapa waktu lalu kita membahas soal penggunaan antibiotik untuk perawatan harian ya, dan ada silang pendapat di sana.
Intinya, menurut Mas Okto, antibiotik itu adalah semata-mata untuk pengobatan.
Terus terang saya sangat penasaran dengan kebenaran soal hal itu. Dan saya pun buka2 referensi soal hal itu. Kemudian saya antara lain menemukan satu artikel di poultryindonesia.com.
Di sana disebutkan bahwa antibiotik juga bisa digunakan untuk pertumbuhan. Menurut artikel itu, antibiotik memang digunakan terutama untuk pengobatan. Sedangkan pentingnya antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan merupakan kebutuhan sekunder.
Nah, yang dimaksud dengan antibiotik adalah suatu zat yang dibuat oleh organisme hidup, terutama fungi dan bakteri, yang dapat menghalang-halangi atau mematikan bakteri atau fungi yang dianggapnya lawan.
Lebih lanjut disebutkan, antibiotik dapat dipergunakan untuk pengobatan maupun sebagai pemacu pertumbuhan. Berdasar luas efektivitas kerjanya, antibiotik dapat dibagi menjadi 2 golongan. Pertama, golongan narrow spektrum antibiotic, yaitu antibiotik yang berkhasiat terhadap sekelompok mikroba saja. Misalnya, penicillin hanya efektif terhadap bakteri gram positif, sedangkan streptomycin efek kerjanya terutama terhadap bakteri gram negatif.
Golongan kedua adalah broad spectrum antibiotic, yaitu antibiotik yang berkhasiat baik terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. Sebagai contoh adalah tetracyclin dan chloramphenicol. Sampai saat ini penelitian mengenai antibiotik masih terus berlangsung, terutama untuk mendapatkan antibiotik yang lebih manjur, aman dan dapat membunuh ricketsia, protozoa, golongan fungi dan anti neoplastika. Usaha ini dilakukan karena kini banyak kuman yang resisten terhadap antibiotik.
Antibiotik yang banyak digunakan dalam pengobatan antara lain : penicillin, golongan amino glikosida (mencakup streptomycin, gentamycin, kanamycin, paramomycin dan neomycin), chloramphenicol, tetracyclin, golongan makrolida dan fungistatika.
Sedangkan mengenai antibiotika pemacu pertumbuhan disebutkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa antibiotika tertentu (misalnya : chlortetracyclin, oxytetracyclin dan penicillin), bila dicampurkan dalam ransum akan memacu pertumbuhan dari hewan-hewan muda. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kerja antibiotik sebagai berikut: antibiotik dapat secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang merusak zat-zat makanan.
Sementara mikroorganisme tersebut mampu membentuk zat-zat esensial bagi ternak, misalnya beberapa asam amino. Antibiotik juga dapat menghalangi pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi amonia dalam jumlah banyak dalam saluran pencernaan.
Misalnya trimethylamin, suatu amonia yang merupakan racun untuk menghalangi laju pertumbuhan unggas. Antibiotik dapat mempertinggi penyerapan dari berbagai zat makanan, seperti Ca, P dan Mg.
Sebagai akibat dari mekanisme perbaikan penyerapan beberapa zat makanan tersebut, antibiotik dapat menghemat beberapa zat makanan. Ini terjadi melalui pengaruh penipisan dinding saluran pencernaan. Antibiotik juga mampu mempertinggi konsumsi makanan atau air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa caecum dari anak ayam yang diberi antibiotik biasanya lebih besar dan berisi ekskreta basah lebih banyak daripada caecum anak ayam yang diberi ransum sama tanpa antibiotik.
Antibiotik yang sering dicampur dalam ransum selain yang disebutkan di atas adalah basitracin, neomycin, streptomycin, tylocin, erytromycin, oleondomycin, bambermycin dan spiramycin.
Tetapi akibat penggunaan antibiotika pada hewan juga perlu diperhatikan. Sebab, adanya residu obat di dalam bahan asal hewan yang dikonsumsi manusia dikhawatirkan dapat menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik.
Demikian disebutkan dalam artikel tersebut.
Nah, mudah2an hal ini menambah wawasan kita tentang antibiotik dan hubungannya dengan unggas, juga burung, termasuk kenari.

Salam,
Duto Solo
(sumber milis Kenarimania)